15 research outputs found

    Estimates of Genetic Distance, Combining Ability and Heterosis for Body Weight of Cross Four Populations of Giant Gourami, Osphronemus Goramy Lacepede 1801

    Full text link
    Hibridisasi merupakan salah satu cara untuk mendapatkan ikan gurami unggul. Penelitian ini bertujuan untuk mengesti-masi jarak genetik empat populasi ikan gurami, yakni : Kalimantan, Jambi, Majalengka, dan Tasikmalaya, serta meng-hitung daya gabung gen serta heterosis persilangannya pada umur 11 bulan. Penelitian dilakukan di Balai Penelitian Pemuliaan Ikan Sukamandi. Perhitungan jarak genetik dilakukan berdasarkan karakterisasi truss morfometrik dengan jumlah sampel masing-masing hasil persilangan sebanyak 30 ekor dengan kisaran panjang baku 3,5 – 12,2 cm. Data dianalisis dengan analisis diskriminan dan dilanjutkan dengan “cluster procedure” untuk mendapatkan dendrogram menggunakan program SAS 6.03. Heterosis dihitung berdasarkan performa hibrida dibandingkan performa rata-rata induk tetuanya masing-masing pasangan induk terdiri atas 1 jantan dan 2 betina. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa keempat populasi ikan gurami mempunyai jarak genetik yang berbeda. Populasi gurami asal Kalimantan mem-punyai jarak genetik terjauh dibandingkan dengan ketiga populasi lainnya, sedangkan ikan gurami asal Jambi dan asal Majalengka memiliki jarak genetik yang dekat. Populasi Jambi menunjukkan daya gabung umum tertinggi dengan nilai positif 21,82 g. Nilai daya gabung spesifik tertinggi didapatkan dari persilangan antara betina Majalengka dengan jantan Jambi dengan nilai positif 75,30 g. Persilangan tersebut juga memiliki nilai heterosis tertinggi yaitu sebesar 41,78%, selanjutnya diikuti persilangan betina Tasikmalaya dengan jantan Jambi sebesar 30,1% dan persilangan betina Kaliman-tan dengan jantan Jambi sebesar 22,35%. Ketiga persilangan tersebut prospektif untuk dijadikan ikan gurami hibrida unggulan

    Manfaat Penggunaan "Exit - Trap" dalam Penilaian Padat Populasi Vektor Malaria Anopheles Aconitus di Kandang pada Malam Hari

    Full text link
    Exit-traps were used to estimate the density of the malaria vector Anopheles aconitus in cattle shel­ters in five localities near Semarang, Central Java, from Mei 1980 to October 1981. Collections of resting mosquitoes in two cattle shelters by aspirator during the same period were used as a comparison. Results indicate that exit trap, were less productive compared to mosquito collection in cattle shelters using aspirators. However, weekly fluctuations of densities obtained from exit-traps and from cattle shelters are the same pattern and both showed a significantly positive correlations. Most of An. aconitus caught in exit traps are blood fed and very few gravid, these supports the theory that this species is highly exophilic

    Life Cycle Study of Malaria Vector Anopheles Aconitus Donitz in the Laboratory

    Full text link
    Anopheles aconitus Donitz, merupakan vector utama penyakit malaria di daerah-daerah sekitar persawahan di pulau Jawa, sejak tahun 1983 telah berhasil dikembangbiakkan di labo­ratorium. Siklus hidupnya dari telur sampai dewasa paling singkat selama 11 hari, sedang umum­nya antara 13 sampai 16 hari. Perkawinan terjadi sebelum nyamuk mengisap darah. Nyamuk mulai menghisap darah pada dua hari setelah muncul dari pupa dan bertelur dua sampai lima hari ke­mudian. Setelah bertelur nyamuk akan menghisap darah lagi. Dari munculnya nyamuk dewasa sampai bertelur yang pertama diperlukan waktu antara empat sampai tujuh hari, sedang peletakan telur berikutnya terjadi paling cepat dua hari dan paling lama lima hari setelah menghisap darah. Nyamuk generasi baru akan muncul setiap 15 hari sekali. Nyamuk jantan maupun betina dapat ber­tahan hidup sekitar 25 hari, sekitar 50% nyamuk jantan hidup lebih dari 13 hari dan nyamuk betina lebih dari 12 hari

    Jejak langkah Jakob Oetama: syukur tiada akhir

    No full text

    Efikasi Tiga Cara Aplikasi Permethrin 100 Ec pada Kelambu Nylon dan Katun terhadap Vektor Malaria Anophelesmaculatus dan Anopheles Barbirostris

    Full text link
    Penelitian efikasi tiga cara aplikasi Permethrin 100 EC dosis 0,5 g bahan aktif/m2 pada kelambu nylon dan katun terhadap vektor malaria An. maculatus dan An. barbirostris telah kami lakukan. Tiga cara aplikasi tersebut masing-masing adalah kelambu dicelup, diremas didalam kantung plastik dan disemprot.Penilaian efikasi residu yang dilakukan dengan uji kontak bloassay membuktikan bahwa residu permethrin pada kelambu nylon memiliki daya bunuh efektif (kematian nyamuk lebih dari 70%) lebih lama daripada yang ada pada kelambu katun untuk ketiga cara aplikasi terhadap kedua spesies vektor malaria.Daya bunuh efektif residu permethrin pada kelambu nylon yang dicelup, diremas di dalam kantung plastik dan disemprot terhadap An. maculatus berturut-turut selama 16 minggu, 4 minggu dan 16 minggu. Sementara itu, terhadap AN. barbirostris daya bunuh efektif residu tersebut berturut-turut selama 16 minggu, kurang dari 2 minggu, dan 8 minggu

    Kepemimpinan Moral Kristen pada CV Berkat Anugrah Lestari, Sidoarjo

    Full text link
    Semakin lama moral seorang pemimpin semakin diuji, dalam perkembangan jaman banyak industri yang tidak mementingkan moral. Dengan kehendak dan profit yang di inginkan oleh seorang pemimpin banyak dari mereka yang mengabaikan moral. Penelitian ini bertujuan untuk melihat adakah penerapan kepemimpinan moral Kristen pada CV Berkat Anugrah Lestari. Dalam penelitian ini juga melihat bagaimana kepemimpinan di CV Berkat Anugrah Lestari di jalankan, dengan mengunakan 5 indikator yang ada dapat menggambarkan moral yang ada dalam CV Berkat Anugrah Lestari. Penelitian ini juga dapat menjadi evaluasi bagi Perusahaan, agar Perusahaan dapat berjalan dan berkembang kearah yang lebih baik

    Karakterisasi Galur Hibrida Hasil Persilangan Ikan Gurami (Osphronemus Goramy Lac.) Asal Jambi, Kalimantan Selatan Dan Jawa Barat Berdasarkan Metode Truss Morfometrik

    Full text link
    Giant gouramy is a native fish to Indonesia and widely distributed in Sumatra, Kalimantan and Java. The aim of this study was to characterize the phenotype and kinship of Giant Gouramy from crosses between strains Jambi, South Kalimantan, and West Java (Tasikmalaya). This Research was conducted at the Giant gouramy Hatchery of Research Institute for Fish Breeding, Sukamandi, West Java. Analysis of morphological diversity of all crosses between varieties performed through morphometric measurements that have been determined based on a point benchmark of 16 haracteristics of the truss. Measurement data of each character crosses which have beenrelativized by standard length were analyzed using discriminant analysis and hierarchical cluster analysis. The result showed that Giant gouramy has low diversity coefficient values, ranging from 4 to13%. The highest coefficient of variance (CV) was found in the character of C3 (the tip of the anal fin-base of the tail fin), which ranges from 18-33% and the lowest in the character B5 (the base of the pelvic fin-tip of the dorsal fin) in the range of 2-4%. Based on discriminant analysis, males Giant Gouramy have more character differences than females. The closest kinship relationship is in hybrid of Tasikmalaya and Jambi (TJ) strain with of South Kalimantan and Tasikmalaya ( KT) which has a similarity level at 89.41%. However, the farthest kinship is in pure line of Tasikmalaya (TT) and Jambi (JJ) with the three other strains namely South Kalimantan and Jambi (KJ), Tasikmalaya and Jambi (TJ) and South Kalimantan and Tasikmalaya (KT) with a value of similarity of 53.93%
    corecore